Renungan Hidup yang Bermakna: Yoh 5

Orang lumpuh disembuhkan ( Yoh 5:1-18 )

Banyak orang sakit di dunia ini. Hal ini benar pada zaman ini, dan benar juga 2000 tahun yang lalu. Dan setiap ada tempat yang menjanjikan kesembuhan, orang pasti berbondong-bondong datang ke sana, seperti yang terlihat di kolam Betesda (ay 3). Yohanes mencatat,  orang buta, orang timpang dan orang lumpuh berkumpul di kolam itu untuk menantikan kesembuhan ilahi, mungkin sama seperti orang sekarang mencari pengkotbah dan KKR kesembuhan.

Orang lumpuh di kolam Betesda ini sudah 38 tahun terbaring, dan menanti-nantikan kesembuhan. Bisa kita bayangkan bahwa bukan hanya secara fisik saja ia bermasalah, namun juga secara emosi, seperti kecenderungannya menyalahkan orang lain (ay 7), dan juga secara rohani (ay 14). Bagaimana Yesus bekerja untuk mengubah seseorang yang hanya terbaring saja menjadi pribadi yang memiliki hidup yang bermakna?

  • Perubahan berasal dari inisiatif Allah, dengan cara dan waktu Allah. Seberapa besar pun keinginan manusia untuk sembuh, sebenarnya Allah sendiri telah merindukan kesembuhan itu terjadi. Dan kesembuhan yang disiapkan Allah adalah kesembuhan yang total, secara fisik, emosi dan rohani. Bahkan Allah bersedia mengorbankan milik yang paling berharga agar manusia mengalami pemulihan total. Namun hal itu Ia lakukan dalam bentuk dan waktu yang Ia sendiri tentukan. Ketika Yesus datang ke kolam Betesda, ada banyak orang yang membutuhkan kesembuhan, namun yang mengalami mujizat hanya satu orang lumpuh. Allah rindu untuk membuat kita memiliki hidup yang sejati, tugas kita adalah mendapatkan kehidupan yang sejati itu dengan cara yang sudah Allah tentukan!
  • Allah sangat menghargai kehendak manusia. Walaupun kesembuhan berasal dari Allah, dan dilakukan dengan cara dan waktu-Nya, bukan berarti manusia hanya sebagai robot saja yang tidak memiliki pilihan. Justru Allah melihat apa yang menjadi kemauan kita, dan bertindak berdasarkan keputusan yang kita ambil. Allah tidak pernah memanipulasi manusia! Ia mungkin akan merubah situasi ataupun peristiwa, tapi pilihan tetap ada dalam tangan kita. Karena itulah Yesus bertanya (ay 6), “Maukah engkau sembuh”, kepada orang yang sudah bertahun-tahun bermasalah. Banyak orang sakit, namun tidak semua orang sakit tahu, bahwa ia sedang bermasalah. Banyak orang sakit tahu bahwa ia sedang sakit, namun belum tentu ia mau sembuh, atau membayar harga untuk sembuh.
  • Perubahan menuntut harga yang harus dibayar. Kesembuhan datang dari Allah, dan sangat tergantung akan kehendak kita. Tapi kita tetap harus membayar harga agar kesembuhan itu menjadi milik kita. Bagi orang lumpuh ini, bagian yang harus dilakukannya adalah “Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah.” (ay 8). Bagi setiap orang, akan ada tuntutan yang unik, sesuai konteks kehidupan masing-masing, yang harus dilakukannya agar terjadi perubahan. Dan ketika kita lakukan bagian kita, maka kesembuhan itupun menjadi milik kita.

Dari seorang lumpuh, yang hanya bisa terbaring dan mengasihani diri sendiri, orang ini menjadi seorang saksi bagi Yesus (ay 15). Hidup yang sia-sia diubahkan menjadi hidup yang bermakna. Dan hal itu terjadi ketika orang tersebut memiliki kehendak untuk sembuh, dan melakukan bagiannya. Bagaimana dengan anda? Mungkin ada perubahan dalam hidup yang sedang anda rindukan terjadi. Mungkin ada masalah yang sedang anda gumuli yang menghabiskan waktu, tenaga, hati dan pikiran anda, dan anda bertanya-tanya “Kapankah ini semua berakhir?”, atau “Di mana Allah ketika aku menderita?”. Perubahan dan kesembuhan akan menjadi milik anda, jika dilakukan dengan cara dan waktu Allah!

Hidup yang bermakna akan kita miliki karena Allah sendiri rindu manusia memiliki hidup yang sejati. Bagian kita adalah memiliki kemauan untuk berubah, dan melakukan apa yang menjadi kewajiban kita.

Leave a comment