Rasa Takut dan Kesembuhan Kasih Karunia

Rasa takut adalah sebuah reaksi yang normal dimiliki oleh manusia ketika ia merasakan ada ancaman atau bahaya. Biasanya rasa takut membutuhkan sumber ketakutan yang spesifik, sementara kecemasan biasanya melibatkan sumber yang tidak terlalu spesifik. Ketakutan juga biasanya berhubungan dengan hal-hal yang bisa dihindari atau ditanggulangi dalam hidup seseorang, sementara kecemasan biasanya berhubungan dengan hal-hal yang di luar kontrol atau kendali. Pada intinya rasa takut berhubungan dengan keinginan untuk survive dari satu hal yang spesifik.

Ada beberapa hal yang merupakan ketakutan umum manusia: ketakutan akan masa depan, ketakutan akan hal yang tidak diketahui/dikenal, ketakutan akan kegagalan, ketakutan akan kehilangan, dan yang paling mendasar adalah ketakutan akan penolakan.

Biasanya ada 3 reaksi orang ketika melihat bahaya: 3F: Fight (Berkelahi), Flee (Melarikan Diri) atau Freeze (Terdiam). Rasa takut inipun memiliki tingkatan-tingkatan dan aspek yang berbeda-beda, seperti misalnya kaget, cemas, panik, terteror. Ada juga paranoia, yaitu ketakutan yang akut yang membuat seseorang merubah perilakunya secara ekstrim, dan juga phobia, yaitu rasa takut yang tidak rasional yang spesifik pada kondisi tertentu. 

Manusia membutuhkan ketakutan, karena tanpa rasa takut manusia tidak mengerti batasan-batasan yang harus dihargai olehnya. Bagi orang percaya rasa takut harus memiliki obyek yang jelas: 

  • Tuhan 
  • Manusia yang berotoritas
  • Obyek yang jelas yang membatasi kita karena adanya kelemahan sebagai manusia

Rasa takut yang sehat

Rasa takut yang sehat akan menolong kita karena:

  • Membuat kita menjadi berhati-hati dan memperhitungkan tindakan kita
  • Mencegah kita jatuh dalam bahaya

Rasa takut yang tidak sehat

Rasa takut yang tidak sehat akan membuat kita tertekan karena:

  • Menutup kesempatan untuk maju
  • Membuat kita merasa kerdil dan kecil
  • Membuat rasa tertekan yang bisa merusak jiwa dan badan

Sumber Rasa Takut

Alkitab membeberkan emosi ketakutan yang pertama kali muncul adalah peristiwa ketika Adam dan Hawa yang jatuh ke dalam dosa.  Mereka menjadi takut ketika harus menjumpai Allah yang mencari mereka. Adam menjawab Allah: “Ketika aku mendengar, bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku menjadi takut,…” (Kej 3:10).  

Dari manakah datangnya perasaan takut yang kita miliki?

  • Ketakutan adalah hal yang dipelajari
  • Ketakutan bisa diturunkan atau menular.
  • Ketakutan bisa karena hal-hal yang dibayangkan, atau akibat yang dibayangkan

Rasa takut akan muncul dalam setiap aspek dan usia kita. Namun yang juga dengan kuat berkontribusi pada perasaan takut yang kuat adalah rasa takut yang muncul pada waktu kita bertumbuh. Sumber-sumber rasa malu yang terbentuk pada masa pengasuhan:

  • Penarikan kesimpulan yang keliru atau tidak rasionil yang terbentuk saat seorang anak masih kecil
  • Fantasi yang dibangun oleh seorang anak, yang timbul karena membayangkan sesuatu
  • Rasa tidak aman karena pola pengasuhan atau relasi orang tua yang tidak memberikan rasa aman, misalnya banyak kemarahan, perkelahian, sering berpindah tempat dll.

Yang juga akan memberi kontribusi yang kuat adalah ketika kita sebagai manusia mengalami hal-hal tertentu yang mengganggu. Sumber-sumber rasa malu karena adanya peristiwa

  • Penolakan yang terjadi sehingga menimbulkan rasa takut bahwa peristiwa tersebut akan terulang kembali
  • Trauma akan suatu peristiwa, yang membekaskan rasa takut akan peristiwa tersebut pada hidup seseorang
  • Kegagalan ataupun bayangan kegagalan yang timbul karena adanya tekanan atau tuntutan tertentu yang membuat kita menjadi takut untuk maju

Akibat rasa takut yang berlebihan

  • Kehilangan sukacita dan perasaan damai
  • Kehilangan kepercayaan diri (tidak pede)
  • Merasa tidak dipercaya orang lain lagi
  • Merusak hubungan dengan orang lain
  • Merusak hubungan dengan Tuhan
  • Dapat berakibat merusak diri
  • Tidak berani mengambil kesimpulan/tindakan
  • Bunuh diri
  • Mengurung diri:
  • Mundur dari pergaulan  
  • Tertutup terhadap orang lain
  • Tidak mau menerima kepercayaan dari orang/atasan
  • Merasa tidak berarti:
  • Hidup pesimis
  • Kehilangan pengharapan

Kasih Karunia Membebaskan dari Rasa Takut

Sebab itu apakah yang akan kita katakan tentang semuanya itu? Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita? Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?   Siapakah yang akan menggugat orang-orang pilihan Allah? Allah, yang membenarkan mereka? Siapakah yang akan menghukum mereka?  Kristus Yesus, yang telah mati? Bahkan lebih lagi: yang telah bangkit, yang juga duduk di sebelah kanan Allah, yang malah menjadi Pembela bagi kita? Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang?  36Seperti ada tertulis: “Oleh karena Engkau kami ada dalam bahaya maut sepanjang hari, kami telah dianggap sebagai domba-domba sembelihan.”   Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita.   Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang,  atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita. (Rom 8:32-39 ITB)

2 Timotius 1:7, “Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban.”

Satu sisi ketakutan adalah hal yang wajar, manusiawi bahkan dibutuhkan manusia untuk tetap selamat. Pada sisi yang lain ketakutan bagi orang percaya juga adalah tanda tidak percaya kepada Tuhan. Kalau begitu masih bolehkah kita merasa takut? Atau merasa takut adalah sebuah kesalahan?

Satu hal yang kita tidak perlu lakukan adalah hidup dalam kepura-puraan. Kalau saat ini anda berada dalam perasaan takut, takut akan alasan apapun, bahkan takut yang berlebihan, kita perlu mulai membereskannya dengan mengakui ketakutan itu, baik di hadapan manusia, namun terutama di hadapan Tuhan. Dan jika ingin bebas dari ketakutan, kita mungkin bisa membereskannya lewat cara-cara motivasional maupun psikologis, namun sebenarnya juga Tuhan ingin membebaskan kita dari rasa takut itu lewat kasih karunia yang telah ia berikan.

Dalam kasih karunia, Tuhan sendiri yang telah berinisiatif hadir untuk menyelamatkan umat-Nya. Tuhan sendiri yang telah berjanji setia untuk menjadi penolong dan penjaga orang-orang yang percaya pada-Nya. Tanpa diminta pun Ia telah datang dan menolong Elia. Saat inipun Ia sedang bekerja dalam hidup kita, mungkin tanpa kita sadari, untuk melepaskan kita dari bahaya. Tantangan terbesar adalah mempercayai bahwa Tuhan telah berperang bagi kita. Tuhan telah merancangkan yang terbaik bagi kita. Tuhan telah mempersiapkan dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan kita. Dan bagian kita adalah menerimanya: dengan cara mempercayainya dan menikmati apa yang telah Tuhan kerjakan bagi kita. Bagian terberat adalah beristirahat di dalam apa yang telah Ia kerjakan dan membiarkan Tuhan menjadi Tuhan di dalam hidup kita. Apakah itu berarti kita menjadi pasif dan tidak melakukan apapun? Tentu tidak. Ketika kita beristirahat dalam kasih karunia-Nya, Ia juga akan menunjukkan apa yang Ia inginkan terjadi dalam hidup kita. Apa yang harus diperjuangkan. Apa yang harus dikerjakan. Apa yang harus diubah.

Jika sekarang kita  merasa takut, bahkan takut yang berlebih, apa yang harus kita lakukan?

  1. Percayalah kepada-Nya. Mulai dengan mengaku semua perasaan takut itu kepada Tuhan.
  2. Membereskan hati kita. Mungkin ada dosa yang perlu kita akui, ataupun kepahitan yang perlu kita selesaikan
  3. Menyerahkan segala ketakutan itu kepada Tuhan dan melepaskannya dari hati kita
  4. Menerima kebenaran, janji dan jawaban Tuhan yang menggantikan segala perasaan takut itu
  5. Menikmati hati yang telah diperbaharui oleh Tuhan.

 

Leave a comment